TIMES BEKASI, PACITAN – Pemerintah Kabupaten Pacitan (Pemkab Pacitan) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pengutamaan gender di tingkat desa.
Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), sebanyak 167 anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari unsur keterwakilan perempuan dari seluruh desa di Kabupaten Pacitan mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penjaringan Aspirasi Masyarakat
Kegiatan ini merupakan langkah nyata untuk memperkuat kapasitas anggota BPD dari unsur keterwakilan perempuan sebaga lembaga desa, khususnya dalam menjalankan fungsi sebagai anggota BPD.
Pelaksanaan bimtek ini juga menjadi bagian dari implementasi Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, yang menekankan pentingnya peran dan tugas BPD dalam peyelenggaraan pemerintahan desa.
Kepala Bidang Pemberdayaan Lembaga Desa DPMD Kabupaten Pacitan, Siswoyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh perwakilan annngota BPD dari unsur keterwakilan perempuan sebanyak 167 orang
Peserta Bimtek dan Pemateri foto bersama (Foto: Siswoyo For TIMES Indonesia)
"Untuk tahun ini, 80 orang mengikuti bimtek secara tatap muka, sementara sisanya mengikuti secara daring karena keterbatasan anggaran. Namun, meskipun dilakukan secara online, hal ini tidak mengurangi esensi dari tujuan dan manfaat yang ingin disampaikan oleh para narasumber," jelasnya. Jumat (13/6/2025).
Siswoyo menambahkan, melalui kegiatan ini Pemkab Pacitan ingin menegaskan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang setara dalam bertugas dan mengabdikan diri kepada masyarakat dan negara.
“Ini kali pertama kita menggelar pelatihan tematik khusus bagi unsur perempuan di BPD. Diharapkan kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam menjaring serta mengelola aspirasi masyarakat secara efektif,” imbuhnya.
Materi yang diberikan dalam bimtek mencakup tugas dan fungsi BPD secara umum, termasuk pembahasan dan penyepakatan peraturan desa, penyaluran aspirasi masyarakat, serta pengawasan terhadap kinerja pemerintahan desa.
Selain itu, peserta juga dibekali dengan strategi dan teknik penjaringan aspirasi yang responsif gender, agar hasil pembangunan desa bisa dirasakan lebih merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Para narasumber yang dihadirkan berasal dari berbagai instansi, baik dari internal DPMD maupun pihak eksternal yang berkompeten di bidang pemberdayaan masyarakat dan penguatan peran perempuan.
“Kami ingin peserta tidak hanya memahami secara teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan materi yang telah disampaikan dalam tugas sehari-hari mereka sebagai anggota BPD,” kata Siswoyo.
Dengan adanya pelatihan ini, Pemerintah Kabupaten Pacitan berharap BPD unsur keterwakilan perempuan tidak hanya menjadi simbol formalitas, tetapi benar-benar berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan di desa.
Hal ini sejalan dengan semangat pengarusutamaan gender dalam pembangunan, yang menempatkan perempuan sebagai mitra sejajar dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik. Bimtek ini menjadi tonggak awal untuk membangun desa yang lebih inklusif dan partisipatif. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perkuat Kapasitas, 167 Anggota BPD Keterwakilan Perempuan Pacitan Ikuti Bimtek
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Ronny Wicaksono |