TIMES BEKASI, JAKARTA – Fitur paylater atau bayar nanti telah menjadi fenomena yang umum bagi masyarakat di masa modern ini. Terlebih dengan kecenderungan untuk berbelanja online akibat pandemi, hampir semua lapisan masyarakat telah familier dengan penggunaan layanan keuangan berbasis digital tersebut.
Secara umum, fitur paylater adalah alternatif alat pembayaran yang memiliki cara kerja mirip dengan kartu kredit. Yang membedakan adalah layanan paylater bisa diajukan dengan syarat dan proses yang jauh lebih simpel dan ringkas. Sehingga, tak mengherankan jika hampir semua kalangan masyarakat mampu menjangkau dan turut merasakan manfaatnya.
Tapi, sebagai salah satu produk pinjaman, penggunaan layanan bayar nanti tak boleh dilakukan dengan sembarangan dan tanpa perhitungan. Sebab, risikonya untuk mengacaukan kondisi keuangan dan membebani finansial menjadi lebih tinggi. Khususnya bagi Anda yang masih awam dengan layanan keuangan berbasis digital tersebut, ketahui dulu 6 hal ini sebelum berbelanja menggunakan fitur paylater.
- Cara Kerja Fitur Paylater
Sebagai salah satu variasi produk pinjaman, segala tagihan yang dibayar menggunakan fitur paylater harus dibayar kembali oleh nasabahnya dalam periode waktu yang telah ditentukan. Nominal tagihan cicilan yang harus dilunasi pun biasanya telah disebutkan di awal beserta besaran bunga yang dibebankan, termasuk biaya layanan dan semacamnya.
Namun, tergantung dari kebijakan penyedia layanan, beban bunga biasanya tidak berlaku jika pembayaran tagihan dilakukan sebelum jangka waktu yang ditentukan. Sama halnya dengan kebanyakan produk pinjaman lain, jika terlambat melunasi cicilan paylater, akan ada denda keterlambatan yang harus ditanggung.
Selain itu, layanan ini juga tidak jarang menawarkan berbagai promo menarik, seperti diskon dan cashback. Jika mampu dimanfaatkan dengan optimal, penggunaan fitur paylater sudah pasti akan lebih menguntungkan bagi keuangan nasabahnya. Yang terpenting, sesuaikan beban cicilannya dengan kemampuan bayar agar terhindar dari risiko kredit macet.
- Perbedaan Paylater dan Kartu Kredit
Walaupun terkait cara kerjanya paylater dan kartu kredit sekilas mirip, tapi ada beberapa perbedaan antara keduanya yang penting untuk diketahui. Yang pertama adalah proses pengajuan paylater jauh lebih mudah dan mampu dijangkau hampir semua kalangan masyarakat.
Perbedaan lainnya adalah bunga paylater umumnya lebih tinggi daripada kartu kredit sehingga perlu dipertimbangkan oleh penggunanya. Limit dan tenor paylater juga biasanya lebih kecil dibanding kartu kredit. Mengetahui hal tersebut, penggunaan paylater memang seharusnya lebih diperhatikan lagi agar beban cicilannya tak sampai terlalu membebani finansial.
- Syarat Pengajuan Paylater
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, syarat pengajuan fitur paylater terbilang jauh lebih mudah dibanding kebanyakan produk pinjaman lainnya. Beberapa syarat umum agar bisa mengajukan layanan paylater adalah minimal penghasilan, dokumen data diri seperti KTP dan NPWP. Hal ini jauh berbeda dengan syarat pengajuan kartu kredit atau layanan kredit lainnya yang mengharuskan calon nasabah untuk menunjukkan SPT, slip gaji, hingga memberi agunan.
- Pengaruh Fitur Bayar Nanti pada Skor Kredit
Karena termasuk sebagai alat pembayaran berbentuk kredit, penggunaan fitur paylater mampu berdampak terhadap skor kredit penggunanya. Jika rutin membayar tagihannya tepat waktu, sudah pasti skor kredit lambat laun akan menjadi positif.
Sebaliknya, jika sering terlambat melunasi cicilannya, credit score akan terus menurun dan berimbas menyulitkan proses pengajuan pinjaman resmi dan legal di waktu mendatang. Oleh karena itu, saat menggunakan layanan ini, pastikan untuk selalu membayar tagihannya sebelum tenggat waktu yang diberikan secara rutin dan memastikan cicilannya terjangkau keuangan.
- Dampak saat Terlambat Melunasi Tagihan Paylater
Ketika mengajukan layanan paylater, skor kredit calon nasabah mungkin tidak akan diperiksa dengan detail. Tapi, jika nasabah menunggak tagihannya, apalagi sampai mengalami kredit macet dan gagal bayar, masalah tersebut akan dilaporkan pihak yang berwajib.
Alhasil, skor kredit akan menurun dan bisa mengakibatkan nasabah yang bersangkutan masuk daftar hitam seluruh layanan pinjaman yang resmi di Indonesia. Selain itu, jika terlambat membayar tagihan fitur bayar nanti, nasabah juga akan dibebani dengan denda keterlambatan yang mampu memberatkan keuangan.
- Alasan Pengajuan Paylater Ditolak
Walaupun memiliki syarat dan proses yang ringan dan praktis, tapi tetap ada beberapa alasan mengapa pengajuan layanan tersebut tidak disetujui. Contohnya adalah harga dari barang yang ingin dibeli dengan fitur melebihi limit yang diberikan. Alasan lainnya adalah skor kredit terlampau buruk dan telah terjadi blacklist layanan pinjaman atas nama nasabah.
Jangan Sembarangan Gunakan Fitur Paylater agar Mampu Meraih Manfaatnya Secara Optimal
Terlepas dari beragam manfaat dan keuntungan yang ditawarkannya, paylater tetaplah sebuah layanan kredit yang harus dibatasi penggunaannya. Pasalnya, jika sampai digunakan berlebihan, risiko beban keuangan terlalu berat menjadi lebih besar. Imbasnya, niat mengambil untung dari layanan tersebut malah berbalik menjadi sumber mala petaka pagi finansial. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: 6 Hal yang Wajib Diketahui Sebelum Berbelanja dengan Fitur Paylater
Pewarta | : |
Editor | : Deasy Mayasari |